Blogger Widgets

Wednesday, July 13, 2011

Tragedi Kebodohan Ani

Pada suatu hari yang cerah dan indah di mana cerita ini dimulai, ada seorang anak yang sangat cantik, pintar, keren, namun agak sedikit jahat bernama Ani. Anak ini berjalan santai sepanjang gang sempit perkampungan tanpa tahu apa yang menunggu di depannya. Dengan santai namun agak sedikit bersemangat, sambil bersenandung malah, ia mengayunkan kakinya berirama melewati sekolah bernama SMK Pembangunan. Terus berjalan melewati warung yang penuh dengan segala macam camilan enak tanpa tergoda sedikit pun, yah, mungkin sedikit, hingga akhirnya sampailah ia di tempat surgawi bernama ELEX COMIC CENTER. Jantungnya berdebar, matanya berkaca-kaca, kaki tangan gemetar bersemangat. Akhirnya, saat ini datang juga. Saat yang dinanti-nantikan. Dia akan membeli "itu". Yeah. This is it, baby. Ani melangkah masuk ke dalam tempat itu dan mulai mencari. "Semestinya nggak susah", kata Ani. "Dimulai dengan huruf A, mestinya ada di pojok situ." Sebegitu seringnya Ani ke tempat ini sehingga hafal urutan rak nya. Namun, dari situlah hal itu terjadi. Jreng. Ani tidak dapat menemukan "itu". Ia mulai frustrasi, ia sudah mencari ke seluruh rak sekarang, namun tetap tak dapat menemukannya. "Ini nggak mungkin, udah kucari ke seluruh rak A, sesuai judul aslinya. Rak B, sesuai judul Bahasa Inggrisnya. Juga rak E, sesuai judul berbahasa Indonesia. Ini nggak mungkin, pasti terjadi kesalahan. Aku harus tanya mbak-mbaknya." Dan itulah yang dilakukan Ani. Ia bertanya kepada mbak penjaga toko. "Mbak, aku mencari komik yang berjudul Ao no Exorcist, atau Blue Exorcist, itu judul internasionalnya." Mbak itu pun mulai mencari di database komputernya. Mencari dan mencari segala hal yang berhubungan dengan "Ao", "Exorcist", dan "Katou Kazue". Namun hasilnya, nihil. Tak ada komik dengan judul seperti itu. "Mungkin memang nggak terbit di Indonesia, dik", kata mbak itu menyayangkan. Ani kecewa. Dia jatuh, makin dalam, dalam, dalaaam ke lubang kekecewaan yang menganga di dalam hatinya. Untuk apa dia menabung seceng demi seceng hanya untuk mengetahui bahwa komik favoritnya tidak terbit di negaranya sendiri? Hatinya remuk, remuk hancur seperti tukang bubur ayam meremas kerupuk. Harapannya pupus sudah. Impiannya untuk menciumi "My Dearest Rin-kun" setiap sebelum tidur, kandas. ._.

TAMAT

NB: sebenernya cuma catatan harian yang dibuat lebay, ada fakta dan fiksinya juga.